April 11, 2011

jangan percaya hikayat pusaka

Sisipkan peluh dibahu disiku; dijari-jariku.
Runtunkan epilog hidup berlagu
Pantaskan sayap dipiring hitam
Padamkan cahaya kelabu malam,

Arus direntang senang senang
Ah. Senang, senang, senang. Hah.

Patah arang mencela terkedu
selimut putih kalam tersyahdu
Ukiran api berbentuk pisau
Tebarkan jala jauh merantau.

Tanah terlupa jasad berdiri?
Oih. Sarkastiknya.

Mereka mencipta wasiat hikayat
Lenturkan buluh sebelum terlambat
Yakinkan aku pun apalah guna?
Lebih senang untuk tak percaya,

Kalau terpancar jalan berliku
Sesatkan dahulu baru tahu
Heh, lenturkan buluh sebelum terlambat? Tak perlu.
Gaya ini juga ternyata hebat.

Berisiko, namun hebat.

Lebih hebat daripada buluh,

Jika rebung ia pada subuh
Cengal jati jadi pabila senja
Bernilai berharga hidupnya bernyawa
Berseni matinya tidak tersia;

Berpeganglah lagi pada hikayat pusaka!
Memang dah terbukti terelak neraka.
LOL.

Patah arang mencela terkedu
selimut putih kalam tersyahdu
Tebarkan jala biar jauh merantau
carilah galilah ambillah (semua),
usah kau risau.


Yang benar,
gadistlena

No comments:

Post a Comment